Cerita Ngenes Touring Ke Pantai Pangandaran

Pantai Pangandaran menjadi awal tahun 2020 sebagai penanda jelajah kami di tahun tikus ini.Kami melakukan agenda perjalanan menuju ke pantai Pangandaran.Pantai yang dulu pernah buat syuting mak Lampir dalam serial Misteri Gunung Merapi ini menjadi agenda jelajah kami di awal tahun 2020.

Persiapan sudah matang, calling semua teman sudah oke ikut berangkat.Segala tetek bengek mulai dari cek estimasi perjalanan, cek kuda besi, sampai cek isi dompet sudah siap sedia mengaspal ke Pangandaran.

Kami start berangkat dari Jogja malam hari.Kami beranggapan kalo berangkat malam jalanan sepi dan estimasi perjalanan bisa lebih cepat beberapa jam dari berangkat siang hari.Sembari juga menikmati kota-kota yang kami singgahi di malam hari.Hmm planning dan angan-angan sungguh indah dan keren 

Dan perjalanan pun dimulai.Setelah berkumpul semua personil, kami siap barangkat sekitar pukul 22.00 langsung gas boss.Awal perjalanan menyenangkan jalanan di malam hari rada lengang kami pun asik menikmati perjalanan.Sampai di perbatasan Jogja-Jawa Tengah kami bingung mau lewat jalan Daendels Selatan atau Jalan Nasional.Setelah berpikir-pikir kamipun melewati jalan Nasional.Purworejo, Kutoarjo, Kutowinangun kami lewati tanpa halangan.Nah setelah melewati Kutowinangun rasa sabar kami mulai muncul, karena para "penguasa" jalan raya mulai nampak didepan kami.Maksud kami adalah truk-truk besar dan bus malam mulai mengular.Mana jalan Nasional tergolong jalan kecil karena hanya dua lajur.Belum lagi truk-truk besar berjalan dengan gaya kura-kura alias pelan.Hmm dari padatnya penghuni jalanan mulai menyesaki jalan raya maka hanya ada satu kata sabar dalam berkendara.


Efek sabar yang menyebalkan di jalanan adalah menunggu celah untuk menyalip kendaraan belum lagi siap-siap untuk menerima hembusan asap dari depan kendaraan kita mak bull asap hitam menghampiri muka kami hehehe.Dari persabaran duniawi dijalanan karena kelamaan maka timbulah pantat mulai panas yang membuat riding kami tidak nyaman.Overall jalan dari Purworejo sampai Gombong mulus loh tidak seperti beberapa tahun yang lalu.Oh ya teman di sepanjang jalan ini ada beberapa titik yang menurut kami harus waspada dalam berkendara karena ada perlintasan kereta api yang membelah jalan dan posisi rel ini menyimpang dari posisi jalan raya.jadi ketika kalian berkendara malam hari dan asik menggeber gas kalian akan kaget, Fatal lagi besi rel licin jadi bisa terjadi isiden tergelincir.Safety berkendara sangat penting kawan.

sumber : Google Maps

Sampai juga kami di Sumpiuh sambil isi BBM dan mendinginkan pantat.Kami cek di peta perjalanan masih jauh lagi.Jalanan menuju Cilacap sudah mulai berbeda karena jalan bergelombang bikin motor kami jendul-jendul lumayan mengocok perut hehehe.Sampai persimpangan Buntu kami istirahat sambil mencari jalan alternatif menuju Cilacap.Jam menunjukan pukul 01.00 dini hari.

Perjalanan ngenes pun kami mulai.Kami berangkat mencari jalan alternatif via Binangun.Karena di Binangun sedang ada pembangunan jembatan terpaksa kamipun mblusuk melewati jalan tikus diarea perkampungan dan persawahan.Sepanjang perjalanan kami diringi paduan suara kodok bernyanyi ketika kami melewati persawahan.Nah sialnya lagi hujan deras mengguyur kami sepanjang perjalanan, meskipun pakai jas hujan tetap saja air hujan menembus tubuh kami karena hujan sangat deras.Rasa dingin,mata sudah mulai kompromi pengen merem,pantat mulai hot alias panas lagi,tulang ekor belakang mulai pegal-pegal sudah menghampiri kami.

Dari Binangun melewati Widarapayung sampai juga kami di Adipala.Oh ya Di Adipala ini Terdapat Gardu Induk PLN 500KV yang berada di pinggir pantai.Gardu listrik ini dapat kalian lihat dipinggir jalan raya ketika malam hari terasa berbeda karena terlihat terang benderang.Kami sempat berpikir mungkin daerah Adipala ini jarang mati lampu ya karena sumber setrum berada di sini hehehe.

Sudut kota Adipala foto diambil ketika kami pulang

Setelah melintasi Adipala dan Cilacap rasa capek kami benar-benar tidak bisa dikompromi.Berhentilah kami di Jeruk Legi sembari menunaikan ibadah dan ngeler boyok alias istirahat.Waktu menunjukan pukul 05.00.Dari sini kami berpikir sebentar lagi kami sampai di Pangandaran.Wah tidak semudah itu boss, kami masih melewati perbukitan Kubangkangkung yang kontur jalannya terkenal dengan liukan-liukan yang aduhai hehehe.Belum lagi masih melintasi Sidareja baru sampai Pangandaran.

Dengan tubuh yang mulai capek dan letih sampailah kami di Pangandaran.Mungkin karena kami kecapekan jadi rasa penasaran kami akan pantai Pangandaran sirna.yang ada dalam pikiran kami hanyalah pengen istirahat rebahan dan tidur hehehe.Oh ya kawan hotel di Pangandaran cukup murah loh menurut kami tinggal kita saja pandai lobi nego harga hehehe.Setelah rasa capek hilang kami mulai berkeliling menyusuri pantai.Pantai pangandaran masih dalam program revitalisasi, ini terlihat dari jalur pedestrian yang nyaman.taman-taman di pinggir pantai yang elok dipandang.ombak dipantai ini tidak begitu besar.Terlihat juga banyak yang bermain surfing.Untuk makanan disini menurut kami mahal kawan.Kami membandingkan harga sepiring nasi goreng di Jogja hanya sekitar 15 ribuan sudah termasuk teh manis, nah di Pangandaran nasi goreng+teh manis 30ribu boss hmm cukup mahal menurut kami yang berkantong pas pasan.

Setelah selesai berkeliling tibalah kami siap-siap pulang.Untuk rute pulang kami melewati jalan Daendels selatan.Apes lagi sepanjang perjalanan pulang kami ditemani guyuran hujan deras lagi.Dari Kebumen sampai Jogja hujan tidak reda-reda.

Jarak tempuh ketika kami berangkat 313km via jalan Nasional.Ketika kami pulang jarak tempuh 287km via jalan Daendels Selatan.Mungkin karena volume kendaraan di jalan Daendels selatan sedikit dan kontur jalanan yang lempeng alias lurus kamipun bisa hemat 26 km.Sumber data ini kami ambil dari trip di speedometer motor kami.

Namun sayang efek dari perjalanan kami dimalam hari dan ditemani hujan, dokumentasi kami hanya sedikit.Kami tidak sempat berfoto disepanjang perjalanan.

Perjalanan touring di malam hari merupakan pengalaman kami yang luar biasa.Mungkin banyak dari kalian yang pernah touring lebih jauh kami dan memakan waktu berhari-hari.Tapi inti dari touring kami bukan masalah jarak tempuh jauh atau lama berhari-hari kami dijalan raya.Buat kami adalah rasa kebersamaan kami bersama teman-teman dalam suka maupun duka dalam perjalanan merupakan pengalaman luar biasa yang jarang bisa kami ulangi lagi.
Foto & Teks : Djawani
Tiket Masuk Pangandaran Rp 14.000,- (dua orang)

follow Instagram kami djawani11
like Fanpage kami coretan djawani
subscribe Channel Youtube kami coretan djawani